Pekan ini mengawali gencatan senjata antara Israel dan Palestina. 15 bulan sudah Israel menggempur Jalur Gaza yang memicu krisis kemanusiaan. Gencatan senjata selama enam pekan ini diharapkan mendorong keluarnya pasukan zionis dari Jalur Gaza.
Awal Mula Genosida Israel di Palestina
Invasi Israel ke Jalur Gaza, Palestina, berawal dari operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan sayap militer Hamas, Izzuddin al-Qassam. Banyak pengamat menyebut operasi ini sebagai kembalinya Intifadah atau gerakan perlawanan masif untuk merebut kembali Tanah Palestina dari pendudukan Israel.
Operasi Badai Al-Aqsa menjadi serangan darat pertama di wilayah Israel sejak Israel diserbu lima negara Arab pada 1948. Dalam operasi ini Hamas menembakkan ribuan roket dari ribuan personel, membobol perbatasan untuk menyerang pos militer dan pemukiman Yahudi.
Hasilnya 1.000 lebih korban tewas dari pihak Israel serta 250 warga Israel ditangkap dan disandera oleh Hamas. Sementara jumlah bom Israel yang dijatuhkan di Jalur Gaza pada Oktober hingga November 2023 mencapai daya ledak 25.000 ton.
Dunia kemudian mengecam Israel yang dinilai berlebihan karena daya ledak bom atom Hiroshima-Nagasaki hanya 15.000 ton. Serangan bom Israel meluluhlantakan bangunan dan infrastruktur di Jalur Gaza.
Setelah serangan bom melalui udara, pada 13 Oktober 2023 militer Israel mulai menginvasi Jalur Gaza menggunakan tank dan persenjataan berat. Dengan alasan mencari pejuang Palestina yang bersembunyi, Israel merusak dan menghancurkan berbagai bangunan yang ada di sana.
Salah satu target Israel adalah Rumah Sakit Indonesia. Pada 20 November 2023 militer dan tank Israel ini kemudian mengepung Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, karena dituding menjadi tempat bersembunyi pejuang Palestina.
Imbas Serangan Israel ke Palestina
Banyak negara menyebut invasi Israel di Jalur Gaza sebagai genosida. Selama 15 bulan invasi, 47.000 warga Gaza tewas, 17.000 di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka mencapai 110.000 orang dan 11.000 orang hilang. Serangan Israel juga mengakibatkan 217 jurnalis Palestina tewas, tiga jurnalis Lebanon tewas dan dua jurnalis Israel yang tewas.
Selain di Jalur Gaza, 858 rakyat Palestina di Tepi Barat pun juga tewas oleh militer Israel. 175 di antaranya ini adalah anak-anak. Jumlah korban luka mencapai 6700 orang.
Perlawanan pejuang Palestina juga memakan korban di pihak Israel. Sebanyak 1.100 tentara dan warga Yahudi sipil tewas dan 8.700 lainnya luka-luka.
Aksi militer Israel di Jalur Gaza ini menghancurkan tata kehidupan rakyat Palestina. Rumah, fasilitas ekonomi, sekolah, layanan kesehatan, jalan hingga lahan pertanian pun hancur.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan butuh 15 tahun untuk membersihkan 40 juta ton puing reruntuhan akibat invasi Israel. PBB menghitung rekonstruksi seluruh bangunan di Jalur Gaza dapat memakan waktu hingga 80 tahun, dengan biaya hingga US$600 juta.
Gencatan senjata pekan ini dimediasi Mesir, Qatar dan Amerika Serikat. Ada lima poin utama gencatan senjata Israel-Palestina. Yaitu penghentian pertempuran, penghentian pengintaian udara di Jalur Gaza, pertukaran sandera dan tahanan serta penarikan pasukan Israel keluar Jalur Gaza.
Tiga Tahap Gencatan Senjata Israel-Palestina
Gencatan senjata ini berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu menargetkan penghentian pertempuran, pembebasan tawanan dan distribusi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Hamas kemudian sepakat untuk membebaskan 33 tawanan Israel. Sedangkan Israel bersedia membebaskan 1000 tahanan Palestina serta menarik pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza.
Pada tahap kedua, Hamas sepakat untuk membebaskan semua sandera, termasuk tentara Israel. Sedangkan Israel sepakat menarik pasukan sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Sedangkan pada tahap ketiga diharapkan bahwa rekonstruksi Jalur Gaza selama 3 sampai dengan 5 tahun dapat dimulai sebagai imbal balik pemulangan jenazah sandera yang tewas.
Dukungan Indonesia Terhadap Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina adalah aksi walkout dari Menlu Retno Marsudi, sebagai bentuk protes saat Duta Besar Israel berpidato dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada 24 Januari 2023.
Saat itu Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa sikap Menlu mencerminkan dukungan Indonesia terhadap Palestina. Selain itu selama 15 bulan Israel menyerang Palestina, Indonesia dua kali mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Pada 28 September 2024 Indonesia kembali menunjukkan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dengan aksi walkout saat Perdana Menteri Israel berpidato di PBB. Menlu Retno Marsudi menyatakan aksi itu merupakan protes terhadap impunitas Israel yang kerap melanggar resolusi PBB.
Dukungan Indonesia di Era Prabowo-Gibran
Pemerintahan baru hasil Pemilu 2024 juga menyatakan komitmen dukungan terhadap perjuang kemerdekaan Palestina. Komitmen itu tegas disampaikan Presiden Prabowo dalam pidato pelantikannya.
Media melaporkan sejak gencatan senjata berlangsung, ribuan truk telah memasuki wilayah yang diblokade Zionis Israel tersebut. Inilah inti dari gencatan senjata, yaitu menyelamatkan kehidupan rakyat Palestina.
Pada 2 Desember 2024 misalnya, Sekjen PBB António Guterres menyatakan bahwa situasi di Jalur Gaza mengerikan dan di ambang kehancuran. Dalam pidato di Kairo itu, guteres menyebut bahwa malnutrisi meraja lela, kelaparan di depan mata dan sistem kesehatan pun runtuh.
Pemerintahan yang lalu menunjukkan bahwa komitmen kuat mendukung perjuangan Palestina tidak hanya di arena diplomasi, namun juga dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Dengan slogan melanjutkan, tentu banyak yang berharap pemerintahan baru hasil Pemilu 2024 ini juga melanjutkan komitmen dukungan terhadap rakyat Palestina.